GERAKAN BARU PENDIDIKAN
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELAKSANAAN DI
INDONESIA
Oleh : Masitah
Kamarullah
ABSTRAK:
Gerakan-gerakan
baru pendidikan memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas
kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan. Namun dasar pemikirannya
menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun
operasional.Pendidikan sebagai suatu kegiatan kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada berbagai
komponen tertentu saja. Gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan pendidikan hanya dalam satu
atau beberapa komponen saja. Beberapa gerakan baru tersebut memusatkan diri
pada perbaikan peningkatan kualitas belajar mengajar pada sistem persekolahan,
seperti pengajarn alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja dan pengajaran proyek, dan sebagainya. Tujuan penulisan artikel ini adalah
secara pribadi mengetahui gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan
di Indonesia. metode yang
digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka dengan cara mencari informasi terkait melalui
sember-sumber di internet. Kesimpulan dari penulisan artikel ini adalah
gerakan-gerakan baru pendidikan memudahkan pembelajaran di Indonesia dengan
berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak didik dalam
memahami pelajaran.
Kata kunci: pendidikan,gerakan baru
A. PENDAHULUAN
Kondisi
perkembangan pendidikan pada abad ini menginginkan adanya perubahan dalam konsep
pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang memudahkan para pelajar untuk
lebih memahami materi pembelajaran. Pendidikan merupakan sistem dan cara
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam
sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak mengunakan
pendidikan sebagai alat pembudayaan dan meningkatkan kualitasnya,sekalipun
dalam masyarakat yang masih terbelakang.Pendidikan merupakan bagian terpenting
dari kehidupan manusia yang sekaligus membedakan manusia dengan hewan. Hewan
juga ”belajar”, tetapi lebih ditentukan oleh instink, sedangkan bagi manusia,
belajar berarti rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan
yang lebih berarti. Oleh karena itu berbagai pandangan yang menyatakan bahwa
pendidikan itu merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat
manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Apabila demikian, maka pendidikan
memegang peranan exixtensi dan perkembangan manusia, karena pendidikan
merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta menstransformasikan nilai-
nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus,
untuk mengangkat harkat dan martabat manusia.Mengingat pendidikan merupakan
kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah, maka
pendidikan harus selalu di tumbuh kembangkan secara sistematis oleh para
pengambil kebijaksanaan yang berwenang di republik ini. Berangkat dari kerangka
ini, maka upaya pendidikan disuatu bangsa selalu memiliki hubungan yang signifikan
dengan rekayasa bangsa tersebut di masa datang. Sebab pendidikan selalu
dihadapkan pada perubahan baik perubahan zaman maupun perubahan masyarakat.
Oleh karena itu, mau tidak mau pendidikan harus didesain mengikuti irama
perubahan tersebut, kalau tidak pendidikan akan ketinggalan zaman.
B.
METODE
Dalam
pembuatan artikel ini penulis menggunakan metode kajian pustaka dengan cara
mencari informasi terkait melalui sember-sumber di internet.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu
dinamis(tidak tetap) sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak
dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan
seiring dengan perkambangan sosial-budaya dan perkembangan IPTEK. Dikarenakan
perkembangan tersebut,maka dibuatlah gerakan baru dalam dunia pendidikan yang
terdiri dari pengajaran alam sekitar,pengajaran pusat perhatian,sekolah kerja
dan pengajaran proyek dan sebagainya.
a.
Pengajaran alam
sekitar.
Gerakan
pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran
alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain : Fr. A.Finger (1808-1888)
Jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar), dan J. Ligthart
(1859-1916) di Belanda dengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya). Beberapa
prinsip gerakan heimatkunde adalah:
1.
Dengan pengajaran alam
sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung materi yang sedang di bahas.
Betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan
sifat-sifat atau dasar-dasar orang pengajaran.
2.
Pengajaran alam sekitar
memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar peserta didik aktif atau tidak
hanya duduk, dengar dan catat saja.
3.
Pengajaran alam sekitar
memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas yaitu suatu bentuk
pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis besarnya sebagai berikut:
a)
Suatu pengajaran yang
tidak mengenai pembagian mata pelajaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai
tujuan.
b)
Suatu pengajaran yang
menarik minat, karena segala sesuatu di pusatkan atas suatu bahan pengajaran
yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitarnya.
c)
Suatu pengajaran yang
memungkinkan segala bahan pengajaran itu berhubung-hubungan satu sama lain
seerat-eratnya secara langsung.
4.
Pengajaran alam sekitar
memberi anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalistis. Yang
di maksud apersepsi intelektual ialah segala sesuatu yang baru dan masuk di
dalam intelek anak,harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan
yang sudah di miliki anak. Harus terjadi proses asimilasi antara pengetahuan
lama dengan pengetahuan baru.
5.
Pengajaran alam sekitar
memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional
dengan anak.Untuk anak ataupun orang dewasa alam sekitar merupakan sebagian
dari hidupnya sendiri, dalam duka maupun suka.
Demikianlah
alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan pengajaran memberikan dasar
emosional.Sedangkan J. Lingthart mengemukakan pegangan dalam Het Voile leven
sebagai berikut :
1.
Anak harus mengetahui
barangya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya, tidak kebalikanya sebab
kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang itu.
2.
Pengajaran sesungguhnya
harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata pengajaran yang lain
harus dipusatkan atas pengajaran itu.
3.
Haruslah diadakan
perjalanan memasuki hidup senyata agar murid paham akan hubungan antara
macam-macam lapangan dalam hidupnya (pengajaran alam sekitar).
Langkah-langkah
pokok pengajaran alam sekitar:
1.
Menetapkan tujuan, yang
harus diperhatikan ialah kemampuan dan tingkat perkembangan anak.
2.
Persiapan perlu
dilakukan, baik persiapan guru maupun persiapan murid
3.
Jika langkah
pelaksanaan telah ditangani dengan baik, maka pelaksanaan pengamatan dapat
berjalan dengan lancar
4.
Langkah pengolahan
tidak harus dilakukan di luar proses kegiatan pengamatan itu sendiri.
Keuntungan
Pengajaran Alam Sekitar:
1.
Objek alam dapat
membangkitkan spontan anak-anak yang akan mendorongnya melakukan kegiatan
dengan sepenuh hati.
2.
Anak-anak selalu
didorong untuk aktif dan kreatif.
3.
Anak-anak dijadikan
subjek bagi alam sekitarnya.
Pengembangan pengajaran
alam sekitar.
J.Lighart
(1859-1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda.Pengajaran alam sekitar
dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.Ia menekankan bahwa di dalam
pelaksanaan pengajan yang terpenting adalah suasananya, yaitu ketulus-iklasan,
kasih sayang, persaudaraan dan kepercayaan. Pokok-pokok pengajaran alam sekitar
telah banyak di lakukan di sekolah, baik dengan peragaan,penggunaan bahan lokal
dalam pembelajaran. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber
belajar,anak akan lebih menghargai,mencintai,dan melestarikan lingkungannya. Pelajaran
alam sekitar merupakan benih bagi perkembangannya pengajaran pusat
perhatian,sekolah kerja dan pengajaran proyek.
b. Pengajaran pusat perhatian.
Pengajaran
pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Declory (1871-1932) dari Belgia dengan
pengajaran melalui pusat-pusat minat (centres d’nternet), disamping pendapatnya
tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Declory berdasar pada semboyan
ecole pour ia vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus
dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat,
anak harus diarahkan.Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap
diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentang dunianya
(lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya). Pengetahuan anak harus
bersifat subjektif dan objektif. Dari penelitian secara tekun,Decroly
menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran,yang
merupakan dua hal yang khas Decroly,yaitu:
a.
Metode global
(keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi
dan tes, dapatlah ia menciptakan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat
secara global (keseluruhan). Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada
bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam
mengajarkan membaca dan menulis, ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih
mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode ini
bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu
diasosiasikan dengan tanda (tulisan) atau suatu gambar yang dapat dilihat.
b.
Centre d’internet
(pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia
menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya).
Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila
tidak, yaitu misalnya minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu
tidak tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap
diri sendiri dan terhadap masyarakat(biososial). Minat terhadap diri sendiri
itu dapat kita bedakan menjadi:
a.
dorongan
mempertahankan diri,
b.
dorongan
mencari makan dan minum dan
c.
dorongan
memelihara diri.
Sedangkan minat terhadap masyarakat ialah:
a.
dorongan
sibuk bermain-main
b.
dorongan
meniru orang lain
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat
minat tersebut.
Asas-asas
Pengajaran Pusat Perhatian:
a.
Pengajaran ini
didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya.
b.
Setiap beban pengajaran
harus merupakan keseluruhan, tidak mementingkan bagian tetapi mementingkan
keberartian dari keseluruhan ikatan bagian itu.
c.
Anak didorong dan
dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untuk menjadi anggota masyarakat
yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
d.
Harus ada hubungan
kerjasama yag erat antara rumah dan keluarga.
Gerakan
pengajaran pusat perhatian telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan
belajar mengajar diadakan berbagai variasi(cara mengajar dan lain-lain) agar
perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan teknologi
pengajaran,peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar,dan dengan
demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam
pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran,tetapi juga
pada setiap kali akan membahas sub topik yang baru.
c.
Sekolah kerja
Merupakan
titik kulminasi dari pandangan yang mementingkan keterampilan dalam pendidikan.
J.A. Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran,
ingatan, bahasa dan tangan (keterampilan kerja tangan).
J.H.Pestalozzi(1746-1827) mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran
di sekolahnya. Namun yang dipandang sebagai bapak sekolah kerja adalah
G.Kereschensteiner (1854-1932) dengan Arbeitschule (sekolah kerja) di Jerman.
Sekolah kerja ini bertolak dari pandangan bahwa pendidikan itu tidak hanya demi
kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Dengan kata lain,
sekolah berkewajiban menyiapakan warga negara yang baik, yakni:
1.
Tiap orang adalah
pekerja dalam salah satu lapangan jabatan
2.
Tiap orang wajib
menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara
3.
Dalam menunaikan kedua
tugas tersebut haruslah selalu diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan
itu tiap warga negara ikut membantu mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan
dan keselamatan negara.
Berdasarkan hal itu menurut
G.Kerschensteiner tujuan sekolah kerja adalah:
1.
Menambah pengetahuan
anak, yaitu pengetahuan yang dididapat dari buku atau orang lain, dan yang
didapat dari pengalaman sendiri.
2.
Agar anak dapat
memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
3.
Agar anak dapat
memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi negara
Kereschenteiner
berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anka-anak untuk
dapat bekerja. Karena banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran,
maka sekolah kerja dibagi menjadi tiga
golongan besar:
1.
Sekolah-sekolah
perindustrian(tukang cukur ,tukang cetak,tukang kayu, tukang daging,masinis,dan
lain-lain.
2.
Sekolah – sekolah
perdagangan (makanan,pakaian,bank,asuransi, pemegang
buku,porselin,pisau,gunting dari besi,dan lain-lain).
3.
Sekolah-sekolah rumah
tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan akan menghasilkan
warga negara yang baik.
Segala
pekerjaan itu dilaksanakan di sekolah sehingga sekolah mempunyai alat-alat lengkap dan tempat (ruang)
yang cukup; dapur, laboraturium, kebun sekolah, tempat bertukang, dan sebagainya.Pengikut
G.Kereschensteiner antara lain: Leo de Paeue, seorang dirjen pengajaran normal
di Belgia. Ia membuka lima sekolah kerja di negaranya,yaitu:
1.
Sekolah teknik
kerajinan,
2.
Sekolah dagang,
3.
Sekolah pertanian bagi
anak laki-laki,
4.
Sekolah rumah tangga kota,
5.
Sekolah rumah tangga
desa. Kedua yang terakhir ini khusus untuk para gadis, dan dapat berhasil baik.
Sedangkan sekolah-sekolah yang lain bersifat intelektualistik.
Di
Amerika Serikat,gema sekolah kerja dapat ditemukan dalam gagasan-gagasan
J.Dewey tentang pendidikan khususnya metode proyek. Di samping itu,gagasan
sekolah kerja sangat mendorong berkembangnya sekolah kejuruan di setiap
negara,termasuk di indonesia. Peranan sekolah kejuruan pada tingkat merupakan
tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang diperlukan oleh negara negara
sedang membangun seperti indonesia.disamping pengaruh sekolah kerja di program
pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar gagasan ini adalah pada jalur pendidikan luar sekolh (kursus
– kursus,balai latihan kerja dan sebagainya).
Dasar-dasar
Sekolah kerja:
1.
Di dalam sekolah kerja
anak aktif berbuat
2.
Pusat kegiatan
pendidikan dan pengajran ialah anak
3.
Sekolah kerja mendidik
anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri dan bertanggungjawab sebagai
anggota masyarakat yang baik
4.
Bahan pelajaran disusun
dalam suatu keseluruhan yang berpusat pada masalah kehidupan
5.
Sekolah kerja tidak
mementingkan pegetahuan yang bersifat hafalan atau hasil peniruan, melainkan
pengetahuan fungsional dan dapat dipergunakan untuk berprakarsa, mencipta dan
berbuat
6.
Pendidikan kecerdasan
tidak dapat diberikan dengan memberitahukan atau menceritakannya kepada anak
melainkan anak itu sendiri yang harus menjalani proses berfikir sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
7.
Sekolah kerja merupakan
suatu bentuk masyarakat kecil yang didalamnya anak-anak mendapatkan latihan dan
pengalaman yang amat penting artinya bagi pendidikan moral dan kecerdasan
d.
Pengajaran proyek
Dasar
filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh John
Dewey (1859-1952) namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikut utamanya
W.H.kilpartrick. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya,merancang
serta memimpinya.Proyek yang ditentukan oleh anak mendorongnya mencari jalan
pemecahan bila dia menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif
karena sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam pengajaran proyek,pekerjaan
dikerjakan secara berkelompok untuk menghidupkan rasa gotong-royong. Pengajaran
proyek digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain
dengan nama pengajaran proyek,pengajaran unit,dan sebagainya. Yang perlu
ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang
dan memecahkan persoalan secara komprehensif dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan
pemecahan masalah secara multidisiplin.
Langkah-langkah
pokok pengajaran proyek:
1.
Persiapan
2.
Kegiatan belajar
3.
Penilaian
e.
Pengaruh Gerakan Baru
dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia.
Telah
dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan terutama berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun dasar – dasar pikirannya tentulah
menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun
operasional. Sebab itu, mungkin saja gerakan - gerakan itu tidak diadopsi
seutuhnya di suatu masyarakat atau negara tertentu, namun asas pokoknya
menjiwai kebijakan – kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara itu.
Sebagai contoh yang telah dikemukakan pada setiap paparan tentang gerakan
itu,untuk indonesia, seperti muatan lokal dalam kurikulum untuk mendekatkan
peserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan,pemupukan
semangat kerja sama multidisiplin dalam menghadapi masalah, dan sebagainya.
Akhirnya,perlu
ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran – pemikiran pendidikan pada masa
lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluaas pemahaman tentang seluk beluk
pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan.
Kedua hal itu sangan penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang
pendidikan,termasuk dibidang pembelajaran,akan membawa dampak bukan hanya pada
masa kini tetapi juga masa depan. Oleh karena itu,setiap keputusan dan tindakan
harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Sebagai contoh, beberapa
tahun terakhir ini telah terjadi polimik tentang peran pokok pendidikan
(utmanya jalur sekolah) yakni tentang masalah relevansi tentang duni kerja
(siap pakai); apakah tekanan pada pembudayaan manusia yang menyadari harkat dan
martabatnya,ataukah memberi bekal keterampilan untuk memasuki dunia kerja.
Kedua hal itu tentulah sama pentingnya dalam membangun sumber daya manusia di
Indonesia yang bermutu.
D.
PENDAPAT PENULIS
Menurut saya gerakan baru dalam
pendidikan sangatlah penting sebagai metode/cara belajar terhadap peserta
didik, hal ini dapat membantu peserta didik untuk mampu mengembaangkan
minat belajar dari metode tersebut.
E.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pendidikan dengan berbagai model dan
corak metode harus berupaya membangun pendidikan yang relevan dan bermutu
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, menyelenggarakan pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, pendidikan yang demokratis dan
profesional, berusaha mengurangi peran pemerintah dalam implementasi pendidikan
dan merampingkan birokrasi pendidikan sehingga lebih fleksibel dalam
pelaksanaan pendidikan.Konsep pendidikan senantiasa terus berkembang dan
menghendaki pembaruan yang disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemajuan
peradapan serta persoalan-persoalan yang dihadapai umat manusia.
b. saran
Dengan segala keterbatasan kekurangan
saya sendiri,demikianlah artikel ini kami buat. Kesempurnaan hanyalah ada pada
Allah SWT, oleh karena itu sudah pasti artikel ini memerlukan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca yang budiman demi lebih baiknya artikel setelah
ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pengantar Pendidikan,2012,Pengantar
Pendidikan , Universitas Khairun Ternate.